Daerah

Viralnya Video Pelayanan RSUD Buruk, Pemkab OKU Selatan Minta Maaf

×

Viralnya Video Pelayanan RSUD Buruk, Pemkab OKU Selatan Minta Maaf

Sebarkan artikel ini
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan menyampaikan permintaan maaf usai viralnya video yang menunjukkan pasien kritis tidak mendapatkan pelayanan medis yang memadai di RSUD Muaradua. Foto: Ist.

OKU SELATAN, XMEDIA.NEWS – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan menyampaikan permintaan maaf setelah viralnya video yang menunjukkan seorang pasien kritis tidak mendapatkan pelayanan medis yang memadai di RSUD Muaradua.

Insiden ini memicu kritik dari masyarakat dan berdampak negatif pada citra rumah sakit serta pemerintah daerah.

“Mewakili Pemkab OKU Selatan, kami ingin meminta maaf atas insiden yang mencoreng citra pemerintah daerah dan RSUD Muaradua,” ungkap Sekretaris Daerah OKU Selatan, M. Rahmattullah, pada Kamis (3/10/2024).

Ia menegaskan bahwa tindakan akan diambil terhadap pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran dalam pelayanan.

Sejarah RSUD Muaradua

RSUD Muaradua terletak di Jalan Raya Ranau, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten OKU Selatan. Rumah sakit ini dibangun pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2009.

RSUD Muaradua berdiri di atas lahan seluas sekitar tiga hektar dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten OKU Selatan, dengan kode registrasi 16.08.15. Beberapa direktur yang pernah menjabat di rumah sakit ini adalah:

  1. Yoanda Falia Chori (2009)
  2. Heri Madles Safa’at, M.Si (2009 – September 2013)
  3. Hj. Rieka Kamelya (September 2013)
  4. Mery Astuti (September 2013 – 2018)
  5. H. Erick Destiano, Sp.PD (2018 – 2024)

RSUD Muaradua memiliki 102 pegawai negeri sipil (PNS) dan 58 tenaga honorer, termasuk tenaga medis, paramedis, dan non-medis. Struktur organisasi rumah sakit mencakup berbagai unit pelayanan seperti Unit Gawat Darurat (UGD), laboratorium, radiologi, dan ruang rawat inap.

Langkah Pemkab OKU Selatan

Setelah video tersebut beredar, Pemkab OKU Selatan mengambil langkah cepat dengan mengadakan rapat internal bersama manajemen rumah sakit.

Rahmattullah menyatakan bahwa mereka akan memberikan perhatian lebih terhadap kejadian ini, dan sanksi akan diberikan jika terbukti ada pelanggaran.

Kepala Dinas Kesehatan OKU Selatan, dr. Merry Astuti, menjelaskan bahwa RSUD Muaradua mengalami kekurangan tenaga medis, khususnya dokter.

“Kami terus membuka formasi P3K untuk dokter, tetapi jumlah pelamar masih sedikit,” katanya.

Meski perawat tersedia dalam jumlah mencukupi, kebutuhan akan dokter masih sangat mendesak.

Ke depan, dr. Merry menambahkan bahwa edukasi kepada tenaga medis di RSUD akan ditingkatkan agar insiden serupa tidak terulang.

“Ini adalah pelajaran penting bagi kita untuk meningkatkan kualitas pelayanan,” ujarnya.

Pengunduran Diri Direktur RSUD Muaradua

Sebagai konsekuensi dari insiden ini, dr. Erick Destiano, yang menjabat sebagai Direktur RSUD Muaradua sejak 2018, telah mengajukan pengunduran diri.

“dr. Erick telah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Pemkab OKU Selatan, kemungkinan besar terkait dengan video yang viral,” kata Rahmattullah.

Sebagai langkah lanjutan, Pemkab OKU Selatan menunjuk dr. Agus Arief Wijaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Muaradua terhitung sejak 1 Oktober 2024.

“dr. Agus, yang juga menjabat sebagai Dokter Ahli Madya di RSUD Muaradua, kini akan bertanggung jawab sebagai Plt Direktur untuk memastikan pelayanan rumah sakit kembali optimal,” tambahnya.

Dengan penunjukan direktur baru, Pemkab OKU Selatan berharap akan ada perbaikan signifikan dalam pelayanan di RSUD Muaradua agar insiden serupa tidak terulang dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dapat meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *