Example 300x600
Pemkab OKU Selatan

Bersama Tokoh Adat, Pemkab OKUS Gelar Tetangguhan untuk Kelancaran SRGF dan FDR 2025

×

Bersama Tokoh Adat, Pemkab OKUS Gelar Tetangguhan untuk Kelancaran SRGF dan FDR 2025

Sebarkan artikel ini
Para tokoh adat bersama Pemerintah Kabupaten OKU Selatan menggelar ritual tangguh adat di kawasan Danau Ranau, Kamis (13/11/2025).

MUARADUA – Menjelang pelaksanaan Sriwijaya Ranau Gran Fondo (SRGF) dan Festival Danau Ranau (FDR) 2025, Pemerintah Kabupaten OKU Selatan bersama para tokoh adat menggelar ritual Tetangguhan di kawasan Danau Ranau, Kamis (13/11/2025). Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur serta doa bersama agar rangkaian kegiatan berlangsung lancar, aman, dan sukses.

Prosesi Khidmat di Tepi Danau Ranau

Ritual adat yang sarat makna tersebut berlangsung dengan penuh kekhidmatan. Para tokoh masyarakat memimpin doa bersama, menyampaikan harapan agar SRGF dan FDR tahun ini membawa manfaat besar bagi Ranau Raya, terutama dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKU Selatan, Permiadi Haikal, S.Sos., MM, didampingi Kabid Pemasaran Pariwisata Anita Yulianti, S.E., MM, Kabid Kebudayaan Jonison, S.Sos, serta tokoh adat Ranau Raya.

Tradisi Leluhur Sarat Nilai Spiritual dan Kebudayaan

Dalam penjelasannya, Permiadi Haikal menyampaikan bahwa Tetangguhan merupakan tradisi penting masyarakat Ranau yang mengandung nilai spiritual dan budaya yang kuat. Ritual tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur sekaligus permohonan keselamatan menjelang berlangsungnya event besar SRGF dan FDR yang dijadwalkan pada 14–15 November 2025.

“Kegiatan ini bukan hanya ritual adat semata, tetapi juga bentuk rasa syukur serta permohonan doa restu kepada leluhur agar seluruh rangkaian acara dapat berjalan aman, damai, dan membawa keberkahan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Upaya Menciptakan Pelaksanaan Event yang Aman dan Lancar

Permiadi Haikal menegaskan bahwa ritual ini sekaligus merupakan wujud penghormatan kepada leluhur dan bentuk pamit masyarakat sebelum menyelenggarakan kegiatan besar yang melibatkan ribuan pengunjung. Melalui Tetangguhan, masyarakat berharap seluruh rangkaian SRGF dan FDR dapat berlangsung tanpa hambatan.

“Ritual ini penting kita lakukan sebagai bentuk penghormatan dan permohonan restu, agar selama kegiatan semuanya berjalan damai, aman, dan tidak ada kendala,” tegasnya. (res)