Laporan : Deni Kemala
OKU SELATAN, XMEDIA.NEWS – Kehidupan keras di pedesaan memaksa sebagian warga untuk mencari nafkah dengan cara yang tak biasa. Seperti yang dilakukan oleh Ipul dan Heri, dua warga Desa Negeri Batin, Kecamatan Buay Sandang Aji, Kabupaten OKU Selatan.
Setiap hari, mereka menyusuri derasnya arus Sungai Kemu sejauh satu kilometer menggunakan rakit bambu untuk mengumpulkan batu kali. Batu-batu tersebut kemudian dikumpulkan di sebuah titik di pinggir sungai sebelum dijual kepada para pembeli.
“Kami ambil batu dari sungai lalu kumpulkan di pangkalan. Biasanya pembeli datang langsung atau pesan duluan. Harganya Rp120 ribu per kubik,” ujar Ipul, Rabu 25 Juni 2025.
Proses pengambilan batu tidak mudah. Lokasi penggalian batu yang disebut warga sebagai “Sura” terletak cukup jauh dan hanya bisa dijangkau dengan rakit bambu. Batu-batu hasil pencarian itu diangkut dengan rakit yang sama untuk dibawa ke tempat penumpukan.
“Kami lawan arus sungai pakai rakit bambu, itu juga yang kami pakai angkut batunya ke pangkalan,” ungkap Ipul.
Mereka bekerja secara manual tanpa alat berat. Batu dikumpulkan dari dasar sungai menggunakan peralatan sederhana. Pembeli biasanya datang menggunakan truk untuk mengangkut batu dalam jumlah besar, tergantung pesanan.
“Kadang ada yang pesan beberapa kubik. Mereka datang bawa truk sendiri ke sini,” tambahnya.
Meski pekerjaan tersebut berat dan berisiko, Ipul dan Heri mengaku tetap bersyukur karena hasil yang mereka dapat cukup untuk kebutuhan harian keluarga.
“Pendapatannya memang tidak banyak, tapi cukup untuk makan anak istri. Yang penting halal,” katanya.
Pekerjaan ini mereka lakukan sebagai alternatif saat tidak ada kegiatan di kebun, yang sebenarnya menjadi sumber utama mata pencaharian.
“Kalau kebun lagi tidak ada panen, kami turun ke sungai cari batu. Ini kerjaan sampingan,” tutupnya.
Aktivitas seperti ini menunjukkan perjuangan warga desa dalam mempertahankan hidup, di tengah keterbatasan dan kerasnya medan alam. (DK)